Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perkembangan Retorika pada Zaman Romawi



Pengaruh Yunani Kuno terhadap Perkembangan Retorika di Romawi
http://artikel-pendidikan-sosial-ilmiah.blogspot.co.id/

Semenjak kejatuhan kekaisaran Yunani kuno, Eropa tidak lagi mempunyai penguasa yang dominan. Walaupun demikian, Yunani kuno telah memberi pengaruh yang besar kepada negara-negara di Eropa pada zaman itu, yaitu melalui peninggalan iptek dan arsitektur. Pada bidang iptek, Yunani kuno sangat termahsyur akan kepandaiannya karena banyak sekali ilmuwan maupun filsuf ternama yang menjadi titik awal perkembangan iptek berasal dari negara tersebut, salah satunya dalam bidang retorika. Dalam bidang arsitektur pun tak kalah bagusnya, sampai sekarang pun Yunani tetap terkenal berkat buah karya arsitekturnya yang indah. 


Singkat cerita, ketika Yunani kuno telah hancur muncul lah Romawi sebagai kerajaan yang disegani di Eropa. Romawi tak kehilangan akal untuk memanfaatkan sisa-sisa kejatuhan Yunani Kuno, yaitu dengan mengirimkan orang-orang pilihan dari Yunani guna dimanfaatkan baik ilmu dan jasanya bagi Romawi. Livius Andronicus, adalah seorang Yunani yang dijadikan budak belian bagi Romawi. Ia memiliki kemampuan yang baik dalam bertutur kata sehingga dijuluki ahli retorika. Mengetahui kemampuan Livius dalam beretorika, Romawi akhirnya menjadikannya sebagai pengajar retorika bagi bangsa Romawi.  Kelak dari model pengajaran tersebut, lahirlah para retorika terkenal dari negara Romawi, antara lain Cicero dan Quintilianus. Mekanisme seperti inilah yang dilakukan bangsa Romawi terhadap negara jajahannya karena selain merampas gold (harta benda) mereka juga mencomot orang-orang terbaik dari negara jajahannya.

Did You Know?

Perkembangan awal retorika di Romawi terjadi antara tahun 300 sebelum masehi sampai 130 masehi


Teori dan Prinsip-prinsip dalam Berpidato 

Baik Cicero maupun Quintilinus, kedua orang romawi ini menelurkan beberapa teori dasar dalam penerapan retorika konservatif di dunia. Salah satunya adalah dengan dikemukakannya prinsip-prinsip dalam berpidato atau oratori yang terdiri dari tiga bagian, yaitu (a) studi atau pembelajaran mutlak diperlukan oleh seorang orator, (b) pemilihan topik yang efektif dalam pidato,  dan (c) bentuk dan penyajian sebuah pidato. Kedua orator ini berusaha mengubah pola pikir pada zaman itu, yang sebagian besar telah beralih pada langgam Asia, karena persuasi yang berkepanjangan dalam pendidikan mengenai subjek khayalan (apa yang dimiliki dan apa yang tidak dimiliki).
Pada zaman kekaisaran romawi, dikenal juga dengan sebutan zaman Hellenis, karena pengaruh besar dari Hellenis dengan gaya seni pidato latin. Ia mengusulkan agar retorika pada bangsa romawi sebaiknya dikembalikan seperti pada masa Yunani kuno. Mengingat lebih banyak pengaruh buruk daripada pengaruh baiknya, retorika romawi pada saat itu ia anggap sudah mengalami kemerosotan. Hellenis menginginkan retorika kembali menjadi sesuatu yang bermartabat dan dikembalikan fungsinya seperti sediakala.  Namun, pemerintah Romawi menutup mata akan hal tersebut, dan justru membatasi ruang rakyatnya untuk beretorika dengan menutup forum diskusi dan perdebatan yang dilakukan oleh para cendekiawan. Abad-abad pertama dalam masehi merupakan gambaran kelam dari perkembangan retorika sehingga oleh para ahli sering disebut sebagai abad peralihan.

Post a Comment for "Perkembangan Retorika pada Zaman Romawi"